0

TADARUS PUISI SEBAGAI IDENTITAS FAKULTAS?

Thursday, 12 December 2013

TADARUS PUISI SEBAGAI IDENTITAS FAKULTAS?

Kampus telah diserbu mobil berlapis baja, kata-kata telah dilawan dengan senjata. Aku muak dengan gaya keamanan semacam ini”. Suara yang menderu ini terdengar dari gerbang masuk fakultas Adab (Gerbang Budaya) dan menggema di setiap hari Kamis,yang dikumandangkan di taman Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga. Tadarus puisi ini memang telah menjadi agenda rutin yang dilakoni oleh mahasiswa semenjak tahun 2011 silam, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa pelopornya adalah mahasiswa anggota PMII yang mengatasnamakan diri sebagai korp Perisai rayon Civil Community yang resmi menjadi mahasiswa aktif pada tahun 2011, dan agenda ini pun secara tidak langsung disambut baik oleh seluruh civitas akademika fakultas.
Tadarus puisi ini juga merupakan salah satu simbol bagi fakultas yang telah mempunyai citra di Universitas bahwa fakultas ini adalah “Lumbung” sastra dan budaya, yang mana di dalam fakultas terdapat prodi-prodi yang sarat dengan sastra dan kebudayaan, seperti Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Arab, dan lainnya. Citra ini tidak serta-merta didapat oleh Fakultas dengan tidak sengaja, namun didukung pula oleh Badan Otonom Mahasiswa Fakultas (BOM-F) Adab dan ilmu Budaya yakni Sanggar Nuun yang telah dikenal luas oleh universitas bahkan luar UIN Sunan Kalijaga. Dan salah satu upaya mahasiswa untuk melestarikan budaya sastra di dalam lingkup Fakultas adalah dengan mengadakan acara tadarus puisi ini.
Namun dalam perkembangannya, suatu acara atau proses, pasti ada yang menilai pro dan kontra. Itu pun dialami oleh acara tadarus puisi. Ada yang mengamini secara langsung dan serta-merta mengambil posisi terdepan dalam acara tersebut. Namun ada pula beberapa orang yang menganggap bahwa acara tadarus puisi ini adalah sesuatu yang membuang-buang waktu, dan mengganggu jalannya perkuliahan sehingga mahasiswa lain yang sedang berada di ruang yang berdekatan dengan taman Budaya merasa terganggu dalam menerima penjelasan dari Dosen.
Dalam wawancara singkat kepada beberapa mahasiswa, Tim Literasia mengambil kesimpulan bahwa Tadarus puisi ini sangat diapresiasi oleh mahasiswa sebagai nilai tambah untuk mengembangkan bakat dan minat mahasiswa untuk mendalami karya sastra dan Puisi khususnya. Dan untuk ke depan, para Narasumber menyarankan kepada penyelenggara dan peserta Tadarus puisi ini untuk dapat lebih Aktif, Kreatif, dan Produktif dalam hal pembuatan dan pembacaan puisi ini. Karena, berdasarkan observasi Tim Literasia, Tadarus Puisi ini Lebih cenderung menyampaikan Puisi yang sama dari waktu ke-waktu, dan Tema Tadarus Puisi pada setiap pertemuan belum ditemukan. Juga seruan tadarus puisi ini seyogyanya di serukan kepada seluruh Civitas Akademika,Agar tidak mencitrakan bahwa Tadarus puisi ini adalah hak milik suatu kelompok” ujar seorang narasumber dari Prodi Sastra Inggris di sela perkuliahan.
Selanjutnya, untuk sikap kontra yang dilontarkan oleh beberapa Civitas akademika, menurut Narasumber, ini adalah hal yang wajar, selagi ke-konta-an atau kritik yang di lontarkan adalah membangun, kritik ini harus ditampung untuk dijadikan suatu cambuk pacu agar tadarus puisi ini dapat berjalan dengan baik dan menjadi sesuatu yang dibanggakan untuk kedepannya.

0 Responses to "TADARUS PUISI SEBAGAI IDENTITAS FAKULTAS?"